Rabu, 14 Desember 2011

Senjata Nagamaki

Nagamaki adalah senjata sejenis tombak dari jepang dengan pedang atau pisau panjang dan gagang yang sama panjang. senjata ini digunakan oleh para pendekar samurai jepang pada abad pertengahan. nagamaki terlihat mirip seperti naginata.


-Sejarah-
Nagamaki ini diperkenalkan dan digunakan terutama selama akhir Kamakura (1192-1333), Nanboku-cho (1334-1392) dan awal Muromachi (1392-1573). Selama pertengahan periode Muromachi (1336-1573 M) nagamaki mencapai puncaknya penggunaan. Nagamaki ini dianggap senjata samurai yang disukai Jenderal Oda Nobunaga.
Uesugi Kenshin dikatakan memiliki para penjaga khusus bersenjatakan dengan nagamagi.

-Deskripsi-
Nagamaki adalah sebuah pedang panjang dengan pisau 2-4 kaki dan poros panjang yang sama dengan sekitar [3] atau [kutipan diperlukan] sedikit lebih pendek. Pisau itu bermata tunggal. Itu juga miring sepanjang ujung belakang untuk mengurangi beratnya. Ini menyerupai naginata tradisional, namun perbedaan utama adalah bahwa pegangan (tsuka) dari nagamaki itu bukan poros kayu sederhana, itu dibuat lebih seperti gagang katana. Bahkan nama "nagamaki" ("membungkus panjang") diberikan oleh tradisi membungkus menangani. Menangani nagamaki dibungkus dengan tali kulit atau sutera di silang-menyilang cara yang sangat mirip dengan pembungkus yang dibuat pada katana. Nagamaki ini dianggap berevolusi dari pedang nodachi atau ōdachi sangat panjang yang dijelaskan dalam literatur abad keempat belas dan sumber piktorial. [4]

Panjang pisau bervariasi pada suatu nagamaki. Namun, nagasa yang paling umum sesuai dengan profil dari pisau tachi atau katana, yang akan menjadi pisau lebih dari 2 Shaku (2 Shaku = 60,6 cm, kira-kira 2 meter) panjangnya. Sementara nagamaki berarti "membungkus panjang" mereka telah ditemukan tanpa ito (kabel pembungkus) di semua, yang sangat banyak seperti menangani tachi panjang. Para tsukamaki (membungkus gagang) adalah penting bahkan lebih bila diterapkan pada tsuka dari suatu nagamaki. Kabel ini membantu untuk meningkatkan pegangan pada tsuka dan juga meminjamkan integritas struktural untuk menangani kayu. Nagamaki ditemukan tanpa gagang membungkus biasanya memiliki setidaknya kerah logam di sekitar gagang mana tang tersebut. [Kutipan diperlukan]

Tidak ada aturan yang solid yang mengatur aspek membuat dari nagamaki tersebut. Tidak seperti wakizashi, tanto, dan katana, yang memiliki sejarah pengukuran yang ketat mengenai nagasa, dan bahkan tsuka dalam beberapa kasus, sedangkan nagamaki bervariasi dalam nagasa, nakago (tang) panjang, kissaki gaya, dll pisau nagamaki Bare yang katana panjang dengan khas katana ukuran tang (7-10 inci). Nagamaki mungkin bisa koshirae dalam gaya tachi atau katana serta gaya nagamaki, namun ada contoh nagamaki dengan nakago agak panjang (tang), yang dapat dilengkapi dengan staf yang lebih lama untuk pegangannya dan efektif berfungsi sebagai naginata. Araki-ryu nagamaki adalah naginata berat lebih dari delapan pon berat dan delapan kaki panjang [5].

Semua pedang Jepang tradisional sangat pas dipasang untuk tsukas mereka dan diadakan di tempat dengan mekugi (bambu pasak) yang cocok melalui mekugi-ana (lubang di tang dan gagang). Ini sebenarnya cukup mount yang kuat jika dilakukan dengan benar, dan memungkinkan untuk turun mudah dari pisau telanjang untuk pemeliharaan atau inspeksi. Katana paling sering punya satu mekugi tunggal, dan nagamaki umumnya telah ditemukan dengan dua atau lebih untuk memperhitungkan pengaruh tambahan dari pegangan lagi

-Penggunaan-
Cara memegang nagamaki adalah sangat spesifik. Hal ini diadakan dengan dua tangan dalam posisi tetap dalam cara yang sama diadakan sebuah katana. Berbeda naginata, tangan tidak berubah ketika menangani senjata dan tangan kanan selalu yang paling dekat dengan pisau. Sementara penanganan nagamaki tindakan geser sedikit pada pegangan dilakukan daripada dengan naginata, di mana seluruh panjang poros yang digunakan.

Nagamaki ini dirancang untuk goresan menyapu dan mengiris besar. [6] Ia juga bekerja sebagai tombak. Secara tradisional, itu digunakan sebagai senjata infanteri. Prajurit menggunakan senjata melawan pasukan berkuda. Namun, itu diperlukan lebih banyak waktu dan bahan-bahan untuk membuat nagamaki dari tombak atau naginata, yang mengapa itu tidak seperti yang banyak digunakan. Para teladan terdekat nagamaki nyata yang bisa dilihat saat ini adalah nagamaki-Naoshi. Tampaknya untuk menjadi seperti tombak katana berbentuk panjang, tapi tegak dan lebih tipis, dengan tsuka sangat panjang. Berbeda dengan itu, pisau naginata lebih pendek, lebih lebar dan lebih melengkung ke ujung. Nagamaki juga menyerupai senjata anti-kavaleri Dinasti Song , Zhanmadao.

Krav Maga - Seni Bela diri dari Israel



Krav Maga (Ibrani: קרב מגע yang berarti "pertarungan kontak") adalah sebuah seni bela diri militer tangan kosong yang dikembangkan di Israel. Teknik dari Krav Maga menekankan pada netralisasi ancaman maksimum dalam konteks "kehidupan nyata". Sistem ini diakui keunggulannya karena telah diadopsi oleh Pasukan Pertahanan Israel dan juga badan-badan penegak hukum internasional lainnya seperti FBI, Mossad, SWAT, dan lain-lain[1].

-ETIMOLOGI-
Nama umumnya berasal dari bahasa Ibrani yang berarti "Pertarungan Jarak Dekat". Kata maga(מגע) berarti "kontak" atau "dekat" dan kata krav (קרב) berarti "pertarungan". Kata tersebut mempunyai maksud pertarungan yang melibatkan kontak fisik sebagai kebalikan dari pertarungan yang menggunakan senjata jarak jauh - walaupun Krav Maga juga mengajarkan teknik penggunaan senjata modern yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti senapan, pistol, dan benda sejenis yang digabungkan dengan teknik bela diri[2].

-PRINSIP DASAR-
Tidak ada aturan baku dalam pertarungan Krav Maga. Baik pria maupun wanita menjalani metode latihan (drill) yang sama[3]. Krav Maga tidak memiliki badan olahraga serta seragam resmi, walaupun beberapa organisasi mengenalkan sistem pangkat atau tingkatan berbeda dalam sistem kepelatihannya[4].

Tidak ada peraturan baku dalam Krav Maga sebagai teknik membela diri dalam pertarungan, namun Krav Maga pada pada dasarnya menekankan keselamatan diri penggunanya sambil berusaha melumpuhkan lawannya dengan cara apapun yang bisa dilakukan. Beberapa prinsip umum adalam Krav Maga adalah sebagai berikut[5] :

1. Jangan terluka

2. Menetralkan penyerang secepat mungkin

3. Melakukan transisi dari teknik bertahan ke teknik menyerang secepat mungkin

4. Eksploitasi semua reflek alami dalam tubuh

5. Eksploitasi semua bagian tubuh yang mudah diserang (termasuk mata, tenggorokan, selangkangan, dan lain-lain)

6. Penggunaan semua benda yang ada sebagai bantuan

Latihan dasar dalam Krav Naga mencakup latihan aerobik dan anaerobik. Perlengkapan pelindung seperti bantalan dan helm bisa saja digunakan selama latihan pertarungan. Skenario juga digunakan untuk melatih pengguna Krav Maga agar bisa mengggunakan keahlian bela dirinya dalam situasi-situasi tertentu di lapangan, misalnya saat melakukan patroli jalanan. Latihan yang memakai skenario mengajarkan pengguna Krav Maga untuk mengabaikan gangguan atau situasi lain yang bisa mengalihkan perhatiannya dan tetap fokus dalam pertarungan, contohnya dengan memakai musik keras atau mesin uap dalam latihan[6]. Metode latihan lain untuk memberi kesan serealistik mungkin dalam situasi di dunia nyata mencakup teknik mengaburkan pandangan musuh (blindfolding), latihan hingga mencapai batas kelelahan sebelum menghadapi simulasi pertarungan, serta aneka latihan lain yang dilakukan di luar ruangan.

Selain latihan-latihan untuk pertarungan fisik, Krav Maga juga mengajarkan penggunanya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi sekitarnya sehingga bisa mengambil tindakan antsipasi sebelum penyerangan terjadi. Krav Maga juga mengajarkan metode verbal agar penggunanya bisa menghindari situasi-situasi kekerasan yang membahayakan keselamatannya sebisa mungkin.

-SEJARAH-



-PENGEMBANGAN DI ISRAEL-
Krav Maga pertama kali dikembangkan di Cekoslovakia pada tahun 1930-an oleh Imi Lichtenfeld, juga diketahui sebagai Imi Sde-or (Sde-or berarti "bidang terang" yang merupakan terjemahan secara langsung terhadap namanya akhirnya "light field" menjadi Lichtendfield). Dia pertama kali mengajarkan metode bela dirinya di Bratislava dengan tujuan untuk melindungi komunitas Yahudi dari milisi Nazi. Setelah tiba di daerah "Mandat Inggris untuk Palestina", dia mulai mengajarkan sistemnya kepada Pasukan Haganah, pasukan tentara bawah tanah Yahudi. Baru setelah negara Israel berdiri, Imi menjadi kepala pelatihan fisik dan Krav Maga di Pasukan Pertahanan Israel. Dia mengabdi di IDF selama kira-kira 20 tahun dan selama waktu itu, dia terus mengembangkan dan menyempurnakan metode pertarungan tangan kosongnya. Pada tahun 1978 dia mendirikan Asosiasi Krav Maga Israel yang bersifat non profit (tidak berorientasi untuk keuntungan) bersama sejumlah instruktur seniornya. Dia meninggal pada tahun 1998 di Netanya, Israel.

-PENGEMBANGAN DI AMERIKA-
Pada tahun 1980, para ahli Krav Maga tinggal di Israel dan berlatih di bawah Asosiasi Krav Maga Israel. Tahun tersebut juga ditandai dengan kontak Asosiasi Krav Maga Israel dengan peminat di Amerika Serikat. Pada tahun 1981, para instruktur melakukan demonstrasi Krav Maga di Amerika Serikat, termasuk markas FBI. Hasilnya, 22 orang pergi ke Israel untuk menghadiri Kursus Dasar Instruktur Krav Maga. Setelah itu para peserta kembali ke daerah asalnya dan mengembangkan sekolah di daerahnya masing-masing. Murid-murid tambahan pada waktu itu pergi ke Israel pada tahun 1984 dan lagi pada tahun 1986. Pada waktu yang bersamaan, instruktur dari Israel juga mengunjungi badan-badan hukum Amerika Serikat untuk memperkenalkan Krav Maga. Setiap tahunnya, sertifikasi untuk menjadi instruktur Krav Maga ditawarkan di Netanya, Israel, kepada mereka yang memenuhi kualifikasi

-PENGEMBANGAN DI INDONESIA-
Krav Maga di Indonesia dibawa ke Indonesia oleh 2 organisasi, yaitu Komando Indonesia dan Self Defense Indonesia. Khusus untuk Self Defense Indonesia, sejak Januari 2009 kurikulum inti dari SDI berubah dari KM Core menjadi Defensive Tactics seiring dengan perkembangan dan bentuk solidaritas terhadap perlawanan bangsa dan rakyat Palestina.

-Komando INDONESIA-
Komando Indonesia adalah Organisasi yang melatih Krav Maga di Indonesia. Didirikan oleh Bapak David dan timnya pada tahun 2007, beliau adalah penasehat keamanan yang sudah berpengalaman di berbagai daerah konflik seperti: Kabul, Baghdad, Yala (Thailand Selatan), Sudan, serta Ulan Bataar dan juga medan konflik domestik seperti di Papua, Poso, Atambua, dan Aceh. Pada September 2008, Komando Indonesia resmi beraffiliasi dengan Commando Krav-Maga dan September 2009, resmi sebagai Training Center Avi Nardia Kapap Combative yang juga dikenal sebagai Kapap Indonesia.

-PENGGUNAAN SEKARANG-
Pada tahun 1964, Imi menuntaskan pengabdiannya kepada IDF dan mengajarkan Krav Maga kepada sipil. Di Israel, Krav Maga diajarkan oleh Haim Gidon di Institut Wingate yang merupakan salah satu pusat fitness terbaik di dunia.

Krav Maga sendiri menjadi bela diri tangan kosong resmi IDF dan diajarkan kepada setiap tentara israel sebagai bagian dari latihan mereka. Krav Maga juga merupakan sistem bela diri resmi yang digunakan oleh kepolisian Israel [10], badan intelejen, dan badan Keamanan lainnya.

Saat ini, Krav Maga diajarkan di Israel kepada sipil, militer, aparat hukum, dan agensi keamanan[11]. Ada beberapa organisasi pusat yang dikenali:

The Israeli Krav Maga Association - (IKMA) Organisasi Krav Maga pertama dan tertua yang didirikan oleh Imi pada tahun 1978 dan dikepalai oleh Haim Gidon

The International Krav Maga Federation (IKMF) - Bermarkas di Israel, didirikan oleh beberapa murid Imi dan dikepalai oleh Eyal Yanilov

The Krav Maga Federation/Krav Maga International-Kapap - Didirikan oleh Grandmaster Haim Zut yang merupakan salah satu pendiri IKMA.

Krav Maga World Wide - Didirikan oleh Darren Levinne yang merupakan murid Imi dan Eyal Yanilov

Sebuah Filosofi dari Seni Beladiri AIKIDO

Seni bela diri jepang ,yang meminjam tenaga penyerang(uke) untuk digunakan oleh korban (nange).

Prinsip aikido dari asal katanya adalah
(Ai) keselarasan ,
(Ki)Pusat kehidupan dan
(DO) pusat keseimbangan.

Aikido adalah beladiri cinta kasih ,karena selain pada teknik aikido tidak diajarkan teknik menyerang dan lebih condong lebih defensive, seni bela diri yang didirikan oleh Morehei Ueshiba ini tidak ada hasrat untuk menjatuhkan lawan yang ada hanya kita mencoba untuk megalirkan tenaga uke untuk menyelesaikan teknik, intinya adalah agar uke maupun nange aman.Dalam Aikido dikenal “Aiki”.

Belajar aikido tidak hanya belajar teknik (waza) ,tetapi aikidoka juga harus belajar menguasai emosi, mengontrol energi, sikap kerendahan hati,belajar memahami orang lain, alam semesta dan cinta kasih karena itu adalah hal yang utama dalam memahami jiwa atau spirit dari aikido. Hal yang tidak boleh dilupakan dari belajar aikido adalah aplikasinya, yang harus diterapkan tidak hanya pada saat latihan tetapi dalam kehidupan sehari-hari.

Aikido kaya akan filosofi kehidupan. Jika seseorang mulai mempelajarinya, maka ia akan mendapatkan sesuatu yang sangat berharga dan dapat digunakan di dalam kehidupan sehari-hari dan bukan sekedar tehnik belaka.

Aikido mengajarkan bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana seseorang harus menghargai kehidupan dan lain-lain. Aikido bukanlah agama tetapi pendiri Aikido pernah berkata bahwa dengan mempelajari Aikido, maka orang dapat lebih mudah mengerti dan mempelajari apa yang ia temukan dalam agama yang dipelajari. Aikido mengajarkan seseorang agar berjiwa seperti seorang samurai yang menjunjung tinggi kebenaran. Jiwa ini terefleksikan pada hakama (celana khas Jepang) yang dikenakan oleh praktisi Aikido yang telah tinggi tingkatannya. Pada hakama terdapat 7 butir ajaran samurai yang mewakili 7 pilar “Budo” (Jalan Pedang).

Tujuh ajaran ini meliputi:

Kebenaran dan Kebaikan,
Sikap Hormat dan Kehormatan,
Ketulusan dan Kejujuran,
Loyalitas,
Kesopanan dan Sopan Santun,
Pengetahuan dan Hikmah Kebijaksanaan,
Keberanian.

Jadi praktisi aikido yang telah mengenakan hakama diharapkan mengerti, memahami dan menjalankan dari apa yang dikenakan.

Lebih mendalam lagi, Aikido mengajarkan tentang kehidupan dan bagaimana agar kita dapat menjalaninya secara harmonis. Pendiri Aikido pernah berkata “ Masa katsu Agatsu, Katsu Hayabi” yang berarti “ Kemenangan sejati adalah kemenangan atas diri sendiri; kemenangan sejati adalah kemenangan tanpa pergulatan sedikitpun”. Aikido menganut filosofi “muteki” atau “tidak ada musuh”. Maksudnya musuh terbesar dalam hidup kita adalah mengalahkan diri sendiri, setelah berhasil, maka sebenarnya tidak ada musuh di kehidupan ini. Musuh sebenarnya adalah diri kita sendiri. Agar dapat mencapai hal ini, kita membutuhkan “Makoto” atau “Hati yang bersih”. Dengan hati yang bersih, maka kita dapat melihat/ menilai apa yang ada di hadapan kita dengan lebih jelas, ibarat air danau yang jernih dan tenang, maka permukaannya akan memantulkan refleksi seperti apa adanya.

Ajaran ini sedikit banyak dapat menjelaskan mengapa Aikido tidak ada kompetisi dan bukan bela diri sport. Karena Aikido dimaksudkan bukan untuk mengajarkan menang atau kalah dan sikap sportif tetapi lebih kepada pelajaran untuk pembentukan karakter tiap praktisinya baik dari sisi hati, akhlak, moral, mental dan terakhir, fisik.

Aikido bagi saya, kurang atau lebihnya, adalah seni untuk memahami entitas energi. Energi bisa terdapat dalam unit apapun di alam dan kehidupan sehari-hari. Makhluk hidup, benda, mesin. Bahkan sesuatu yang bersifat mental; emosi, perasaan, kekuatan politik, perjanjian, hukum, norma, budaya, seni.

Dalam konteks fisik, dojo, latihan, praktik; aikido adalah seni memahami kekuatan energi penyerang, yakni tentang dari mana kekuatan dibangkitkan, disalurkan melalui mekanisme tubuh penyerang, lalu disampaikan kepada target serangan. Secara prinsipil; serangan adalah perpindahan energi yang disalurkan ke target perpindahan energi; dengan tujuan negatif. Energi bisa berpindah tempat melaui mekanisme biologis dari tubuh dan anggota tubuh pemilik energi; penyerang. Energi serangan lalu menemui titik kontak fisik dengan target serangan; lalu terjadi tubrukan energi. Akibat dari tubrukan energi adalah kerusakan, dari skala terkecil hingga terbesar; dari sekedar cidera ringan hingga kematian.

Bertahun-tahun, atau bahkan berpuluh tahun, praktisi aikido secara tehnik berlatih untuk memahami hal tersebut. Sebagian berkutat pada “bentuk” tehnik, sebagian lebih maju mengekplorasi “konsep” dan “strategi”, sebagian kecil mencapai tahap “pemecahan masalah” dengan cara “yang lebih baik” dan manusiawi.

Secara konsep dan strategi, bela diri aikido terbagi menjadi tiga bagian. Bertemu kontak dengan energi serangan, meruntuhkan keseimbangan, dan akhirnya melakukan tehnik bela diri. Konsep dan strategi ini tentu ditopang oleh pondasi tehnis lain yang sangat penting. Seperti kuda-kuda, jarak, kewaspadaan, gerak dasar, jurus dasar, dan lain-lain.

Ketika seorang praktisi telah begitu “maju” dalam hal teknis, dimana bela diri aikido adalah semudah hatinya berkehendak, maka akhirnya, aikido adalah masalah hati. Lalu tiba-tiba energi utama pembelaan diri adalah kondisi hati; kondisi batin. Terbukalah suatu tabir bahwa penyerangan bermula dari hati, maka pembelaan diri juga seyogyanya adalah dari hati. Dari pemahaman energi secara fisik, beralih menjadi pemahaman energi secara mental; atau bahkan secara metafisika.

Seorang praktisi lalu menjadi orang yang lebih “bijaksana” dibanding sekian puluh tahun yang lalu ketika ia baru saja mengenal aikido. Dari si muda yang hatinya penuh terisi dengan ambisi akan kekuatan dan penaklukan, hingga menjadi si renta “sakti” yang hatinya penuh mahfum, dengan segalanya telah digenggam di tangan. Lalu, si praktisi, betapapun tinggi gunung telah di dakinya, betapapun jalan panjang telah dilewatinya melebihi siapapun, meninggal.

Senin, 05 Desember 2011

Miyamoto Musashi


Miyamoto Musashi (宮本 武蔵?), atau biasa disebut Musashi saja, adalah seorang samurai dan ronin yang sangat terkenal di Jepang pada abad pertengahan. Ia diperkirakan lahir pada sekitar tahun 1584, dan meninggal tahun 1645. Nama aslinya adalah Shinmen Takezo. Kata Musashi merupakan lafal lain dari "Takezo" (huruf kanji bisa memiliki banyak lafal dan arti). Musashi memiliki nama lengkap Shinmen Musashi No Kami Fujiwara No Genshin.

-Asal Keturunan-
Panggilan masa kecil Musashi adalah Bennosuke. Nama Miyamoto sendiri adalah nama kuno sebuah daerah di barat daya Tokyo. Nama No Kami berarti kaum bangsawan daerah setempat. Pada umumnya, Fujiwara adalah nama asal dari keluarga leluhur para bangsawan di Jepang yang diturunkan ribuan tahun yang lalu. Nenek moyang keluarga Musashi (Hirada/Hirata) adalah keturunan keluarga Shinmen, penguasa di Kyushu, pulau bagian selatan Jepang.

-Masa Kecil-
Ayah Musashi, Munisai Hirata, meninggal ketika ia diperkirakan baru berusia 7 tahun. Setelah ibunya kemudian juga meninggal, maka Musashi kemudian ikut paman dari pihak ibu. Dengan demikian, ia sudah yatim piatu ketika Toyotomi Hideyoshi menyatukan Jepang pada tahun 1590. Tidak jelas apakah keinginan bermain Kendo adalah berkat pengaruh pamannya ataukah keinginan Musashi sendiri.

-Berbagai Pertarungan-
Musuh pertama Musashi ditemuinya ketika ia baru berusia 13 tahun. Ia adalah Arima Kihei, samurai perguruan Shinto Ryu bidang seni militer yang terampil bermain pedang dan tombak. Musashi mengalahkannya dengan cara melemparnya ke tanah dan memukulnya dengan tongkat, sehingga musuhnya tersebut mati berlumuran darah.


Ketika ia berusia 16 tahun, Musashi mengalahkan lawan berikutnya, dan sejak itu ia kabur dari rumah dan terlibat dalam berbagai kontes pertarungan dan peperangan sampai ia berusia 50 tahun. Musashi mengembara keliling Jepang dan menjadi legenda. Berbagai musuh terkenal pernah dikalahkannya, antara lain samurai-samurai keluarga Yoshioka di Kyoto, jagoan ilmu tongkat kondang Muso Gonosuke di Edo, bangsawan Matsudaira di Izumo, dan Sasaki Kojiro di Bunzen.

Pertempuran lain adalah pertempuran melawan salah satu perguruan bela diri terkenal di Jepang pada masanya di Ichijoji. Musashi bertempur melawan sekitar 50 samurai, dan pertempuran tersebut dimenangkan oleh Miyamoto Musashi dengan teknik dua pedangnya. Hingga saat ini, bekas pertempuran Musashi di Ichijoji dijadikan monumen oleh masyarakat Jepang.

Salah satu peperangan terkenal yang sering dikatakan melibatkan Musashi adalah Pertempuran Sekigahara di tahun 1600, antara pasukan Tokugawa Ieyasu dan pasukan pendukung pemerintahan Toyotomi Hideyori, dimana ribuan orang tewas terbantai dalam peperangan itu sendiri dan pembantaian sesudahnya oleh tentara pemenang perang. Saat itu Musashi memihak pasukan Toyotomi Hideyori (anak dari Toyotomi Hideyoshi).

batu peringatan Musashi di Ichijoji, Kyoto, Jepang

-Masa Penyepian & Karya-
Setelah melewati periode pertarungan (terakhir melawan Sasaki Kojiro) dan peperangan tersebut, Musashi kemudian menetap di pulau Kyushu dan tidak pernah meninggalkannya lagi, untuk menyepi dan mencari pemahaman sejati atas falsafah Kendo. Setelah sempat meluangkan waktu beberapa tahun untuk mengajar dan melukis di Kuil Kumamoto, Musashi kemudian pensiun dan menyepi di gua Reigendo. Di sana lah ia menulis Go Rin No Sho, atau Buku Lima Cincin/Lima Unsur. Buku ini adalah buku seni perang yang berisi strategi perang dan metode duel, yang diperuntukkan bagi muridnya Terao Magonojo. Namun oleh peneliti barat, buku ini dianggap rujukan untuk mengenal kejiwaan dan pola berpikir masyarakat Jepang. Buku ini menjadi klasik dan dijadikan rujukan oleh para siswa Kendo di Jepang. Musashi dianggap sedemikian hebatnya sehingga di Jepang ia dikenal dengan sebutan Kensei, yang berarti Dewa Pedang. Tak lama setelah itu, Musashi meninggal di Kyushu pada tahun 1645. Musashi tidak menikah dan tidak mempunyai keturunan, tapi ia mempunyai seorang anak angkat sekaligus murid yang juga masih saudara sepupunya bernama Iori Miyamoto.

-Pengaruh-
Studi kehidupan dan hasil karya Musashi masih tetap relevan pada masa kini, karena mencakup taktik dan strategi yang dapat diaplikasikan untuk berbagai kegiatan praktis seperti periklanan, bisnis, dan militer. Berbagai produk budaya seperti film dan buku sastra juga tetap diminati masyarakat, diantaranya yang terkenal ialah buku karya penulis Eiji Yoshikawa dan film karya sutradara Hiroshi Inagaki. Inspirasi yang diberikan oleh Musashi tidak saja terjadi pada masyarakat Jepang, tetapi juga pada masyarakat dari berbagai penjuru dunia

--------------------------------
sumber : Wikipedia

Muay Thai - Seni bela diri dari Kerajaan Thailand


Muay Thai atau Tinju Thai (bahasa Thai: มวยไทย, IPA: [muɛ̄j tʰɑ̄j]) adalah seni bela diri keras dari Kerajaan Thai. Muay Thai mirip dengan gaya seni bela diri lain dari Indocina, seperti pradal serey dari daerah Kamboja, Tomoi dari daerah Malaysia, lethwei dari daerah Myanmar dan Muay Lao dari daerah Laos. Muay Thai adalah olahraga nasional Kerajaan Thai dan turunan dari bela diri kuna Muay Boran.


-Etimologi-

Kata Muay berasal dari bahasa Sansekerta "mavya" ("tinju bela diri") dan Thai berasal dari kata "Tai" ("suku Thai"). Muay Thai disebut sebagai "Seni Delapan Tungkai" atau "Ilmu Delapan Tungkai" karena tehniknya sangat sarat menggunakan pukulan, tendangan, siku dan serangan lutut, sehingga penggunaan delapan "titik kontak", yang berbeda dengan tehnik "dua poin" (tinju) di tinju gaya Barat dan "empat poin" (tangan dan kaki) yang digunakan dalam seni bela diri yang berorientasi olahraga. Seorang praktisi Muay Thai dikenal sebagai nak Muay , sedangkan praktisi Barat, kulit putih atau non-Asia Tenggara kadang-kadang disebut nak Muay farang, yang berarti "petinju asing".


-Asal Usul-

Berbagai bentuk kickboxing telah lama dipraktekkan di seluruh daratan Asia Tenggara. Berdasarkan kombinasi dari Cina dan seni bela diri India, [1] praktisi Muay Thai mengklaim bahwa Muay Thai telah ada selama dua ribu tahun. Di Kerajaan Thai, Muay Thai berevolusi dari Muay Boran ("tinju kuno"), sebuah metode pertempuran tangan kosong yang mungkin telah digunakan oleh tentara bangsa Siam setelah kehilangan senjata mereka di pertempuran. Beberapa juga percaya bahwa militer bangsa Siam kuno menciptakan Muay Thai dari seni berbasis senjata Krabi krabong tetapi yang lain berpendapat bahwa keduanya dikembangkan bersamaan satu sama lain. Krabi Krabong tetap merupakan pengaruh penting pada Muay Thai seperti dapat dilihat pada beberapa teknik tendangan, pitingan dan gerakan-gerakan dalam wai khru yang memiliki asal-usul mereka dalam pertempuran bersenjata.

Muay Boran, dan setelah itu Muay Thai, awalnya disebut "dhoi muay" atau hanya "Muay". Selain digunakan sebagai teknik pertempuran praktis untuk digunakan dalam perang yang sebenarnya, "Muay" kemudian menjadi sebuah olahraga di mana dua lawan bertempur di depan penonton yang pergi untuk melihat hiburan. Kontes "Muay" ini berangsur-angsur menjadi bagian integral dari perayaan festival lokal negeri Siam, khususnya yang diadakan di kuil persembahyangan Hindu-Buddha. "Muay" bahkan digunakan sebagai hiburan bagi raja-raja Siam. Akhirnya, para petarung yang sebelumnya bertelanjang tangan mulai mengenakan tali rami panjang di sekitar tangan dan lengan. Jenis pertandingan pertunjukan ini disebut muay kaad cheuk (Aksara Thai: มวยคาดเชือก).

"Muay" secara bertahap kemudian menjadi cara yang mungkin untuk mencapai kemajuan hidup pribadi, karena para bangsawan semakin menghormati para praktisi seni "Muay" yang terampil dan mengundang petarung yang terpilih untuk datang dan tinggal di istana kerajaan untuk mengajarkan "Muay" kepada staf rumah tangga kerajaan, prajurit, pangeran atau pengawal pribadi sang raja.[rujukan?] "Muay kerajaan" ini disebut muay luang (มวยหลวง). Beberapa waktu dalam periode Kerajaan Ayutthaya, satu peleton pengawal kerajaan didirikan, yang tugasnya adalah untuk melindungi raja dan negara. Mereka dikenal sebagai "Grom Nak Muay" (Resimen Petarung Muay). Tradisi "Muay" sebagai pelindung kerajaan ini berlanjut sampai masa pemerintahan dari Raja Rama V (1868 – 1910) dan Rama VII (1925 – 1935).


-Teknik Bertarung-

Teknik formal Muay Thai dibagi menjadi dua kelompok: "Mae Mai" atau "teknik utama" dan "Luk Mai" atau "teknik minor". Muay Thai sering merupakan seni tempur kontak penuh, dimana lawan saling bertukaran pukulan dengan satu sama lain. Hal ini tentunya adalah berdasar penataan gaya tradisional di Kerajaan Thai, tapi merupakan suatu bentuk bela diri yang kurang populer dalam sirkuit dunia bela diri kontemporer di mana gaya bertukar pukulan dengan pukulan ala Thai dianggap tidak lagi menguntungkan. Hampir semua teknik dalam Muay Thai menggunakan gerakan seluruh tubuh, memutar pinggul dengan setiap tendangan, pukulan, siku dan tangkisan.


-Teknik Pukulan (Chok)-


Teknik pukulan dalam Muay Thai awalnya cukup sederhana menjadi serangan menyilang dan panjang (atau malas) yang melingkar yang dilakukan dengan lengan lurus (tapi tidak terkunci) dan mendarat dengan tumit telapak tangan. Pengawinan-silang dengan tinju ala Barat dan seni bela diri Barat menjadikan adanya jarak pukulan tinju penuh gaya barat yang sekarang digunakan: jab, kanan lurus / silang, hook, pukulan ke atas, pukulan sodok dan pukulan pilin dan atas tangan, serta kepalan tangan dan pukulan ke belakang.

Sebagai taktik, meninju tubuh jarang digunakan dalam Muay Thai dibandingkan seni bela-diri menyerang yang lain untuk menghindari mengekspos kepala penyerang dan membalas serangan dari lutut atau siku. Untuk memanfaatkan jarak poin sasaran, sesuai dengan teori garis tengah, petarung bisa menggunakan gaya berdiri ala Barat atau Thai yang memungkinkan eksekusi serangan jarak panjang atau serangan jarak pendek secara efektif tanpa mengorbankan pertahanan.


-Siku Lengan (Tee Sok)-


Siku lengan dapat digunakan dalam beberapa cara sebagai senjata serangan: horisontal, diagonal-ke atas, diagonal-ke bawah, pukulan ke atas, ke bawah, ke belakang-berputar dan terbang. Dari sisi samping sikut dapat digunakan sebagai jurus penghabisan atau sebagai cara untuk memotong pelipis lawan sehingga darah bisa menghalangi pandangannya. Siku diagonal lebih cepat dari bentuk-bentuk serangan sikut lain, tetapi kurang kuat.

Terdapat perbedaan yang jelas antara serangan siku tunggal dan serangan lanjutannya. Serangan siku tunggal adalah sebuah gerakan siku yang independen dari gerakan lainnya, sedangkan serangan siku lanjutan adalah serangan kedua dari lengan yang sama, menjadi hook atau pukulan lurus dengan serangan siku sebagai lanjutan. Serangan siku tersebut, dan serangan siku lainnya, digunakan ketika jarak antara petarung menjadi terlalu pendek dan ruang gerak terlalu kecil untuk melempar hook ke kepala lawan. Siku juga dapat digunakan sebagai tangkisan atau pertahanan yang sangat efektif terhadap, misalnya, serangan lutut-lompat, serangan lutut samping-tubuh, tendangan atau pukulan.


-Teknik Tendangan (Tae)-


Dua tendangan yang paling umum di Muay Thai dikenal aku benci thailannnnnndddddddddddddddddddddddddddddddddd sebagai teep (harfiah "jab kaki") dan teh chiang (menendang ke atas dalam bentuk segitiga memotong di bawah lengan dan rusuk) atau "tendangan sudut". Tendangan sudut Muay Thai menggunakan gerakan rotasi dari seluruh tubuh dan telah banyak digunakan oleh praktisi seni bela diri lainnya. Hal ini terlihat serupa dengan tendangan putar karate, tetapi menghilangkan rotasi kaki bagian bawah dari lutut yang digunakan dalam seni bela diri menyerang seperti kebanyakan karate atau taekwondo karena seperti Kyokushin, Goju, dan Kenpo tendangan ini dilakukan dari suatu sikap melingkar, dengan kaki belakang hanya sedikit bergerak ke belakang, dibandingkan naluri bela diri tubuh bagian atas (tinju).

Gaya ini memiliki risiko tambahan di mana pangkal paha akan rentan pada setiap waktu yang berlawanan dengan prinsip Karate dan Tae Kwon Do secara umum kecuali untuk saat yang singkat setelah tendangan. Tendangan sudut mengumpulkan kekuatan sepenuhnya dari pergerakan rotasi tubuh, yaitu bagian pinggul. Diperkirakan banyak petarung menggunakan konter-rotasi dari lengan untuk meningkatkan kekuatan tendangan ini, tetapi dalam kenyataan kekuatan datang dari pinggul, dan lengan diletakkan dalam posisi tersebut untuk membebaskan serangan dari halangan.

Jika tendangan putar ini dicoba oleh lawan, petarung Muay Thai biasanya akan menangkis dengan tendangan tulang keringnya. Petarung Thai dilatih untuk selalu menangkis dan menyerang dengan tulang kering. Kaki berisi banyak tulang halus dan jauh lebih lemah. Seorang petarung mungkin malah akan menyakiti dirinya sendiri jika ia mencoba untuk menyerang dengan kakinya atau kura-kura kaki.

Muay Thai juga mencakup macam tendangan lain seperti tendangan samping dan tendangan ke-belakang berputar. Tendangan-tendangan ini hanya digunakan dalam serangan oleh beberapa petarung tertentu.


-Dengkul/Lutut (Tee Kao)-


# "Kao Dode" (Serangan lutut lompat) – petarung melompat dengan satu kaki dan menyerang dengan lutut kaki tersebut.

# "Kao Loi" (Serangan lutut terbang) – petarung mengambil langkah, melompat ke depan dan dari satu kaki menyerang dengan lutut kaki tersebut.

# "Kao Tone" (Serangan lutut lurus) – petarung hanya menyodor lutut ke depan tetapi tidak ke atas, kecuali ia memegang kepala lawan ke bawah dalam pitingan dan berniat untuk mendengkul ke atas, ke wajah lawan. Menurut salah satu sumber tertulis, teknik ini agak lebih baru dibanding "Kao Dode" atau "Kao Loi".[rujukan?]

Seharusnya, ketika petarung Muay Thai tradisional bertarung dengan tangan terikat tali (bukan sarung tinju petarung modern), teknik khusus ini akan berpotensi untuk melukai dengan cara memotong dan menyilet oleh lawan waspada yang akan mem-blok atau menangkis dengan "sarung tangan-tali" yang bertepi tajam yang kadang-kadang dicelupkan ke dalam air untuk membuat tali lebih kuat. Hal ini juga berlaku untuk beberapa serangan lutut.

Dalam sebuah episode acara televisi Amerika Serikat Fight Science, seniman bela diri menggunakan tehnik tendangan paling kuat mereka pada boneka uji-kecelakaan untuk menguji kekuatan serangan mereka. Acara ini membandingkan kekuatan rusak tendangan-sisi karate, tendangan terbang ganda Cina, tendangan belakang berputar taekwondo dan serangan lutut Muay Thai yang dilakukan oleh juara Muay Thai Melchor Menor. Dalam hal kekuatan, tenaga, kerusakan dan depresi dada yang diakibatkan tendangan, serangan lutut Muay Thai mengakibatkan daya yang paling besar dari semua teknik tersebut.


-Dorongan Kaki (Teep)


Dorongan-kaki atau secara harfiah "jab kaki" adalah salah satu teknik dalam Muay Thai. Hal ini terutama digunakan sebagai teknik defensif untuk mengendalikan jarak atau serangan tangkisan. Dorongan-kaki harus dilancarkan dengan cepat tetapi dengan kekuatan yang cukup untuk menjatuhkan lawan dari keseimbangan.


-Peraturan-

Muay Thai dipraktekkan di berbagai negara dan terdapat peraturan yang berbeda-beda tergantung di negara mana pertarungan berlangsung dan di bawah peraturan organisasi apa pertandingan tersebut diatur. Berikut ini adalah pranala ke bagian aturan resmi dari Sports Authority of Thailand (Otoritas Olahraga Pemerintah Kerajaan Thai).

-----------------
Sumber : Wikipedia
Gambar : Google

Beladiri yang terkenal di Dunia

1. Aikido - Jepang


Aikido diperkenalkan pada awal 1900an, dengan para pengikutnya belajar untuk menggunakan kekuatan dan energi lawan untuk menjatuhkan mereka. Para murid diajarkan untuk tetap menjaga kondisi penyerangnya, dan diajarkan untuk melumpuhkan tanpa melukai. Penggunaan senjata juga sering ditemui dalam aikido, dan para pengikutnya diajari untuk bertahan melawan tongkat, pedang dan bahkan pisau. pendiri Aikido, Morihei Ueshiba, berkata bahwa untuk menjadi pengikut Aikido yang sukses, para murid harus “menerima 99% serangan lawan dan menatap wajah kematian tanpa takut.”


2. Judo - Jepang


udo ditemukan atau didirikan oleh Kano Jigoro, yang sering diganggu pada masa kecilnya, sekitar 1860 sampai 1870. Dengan mengambil berbagai kemampuan dasar beladiri yang berkembang, Kano menambahkan teknik lemparan untuk menciptakan Judo. Arti kata Judo adalah “jalan lembut” yang berarti kira2 menggunakan kekuatan lawan untuk melawan dirinya sendiri. Karena prinsip inilah, maka Judoka tidak harus lebih kuat daripada lawannya. Fokus utama Judo adalah melempar dan kuncian tanah, daripada memukul atau menyerang.


3. karate - Jepang


Diturunkan dari kata yang berarti “tangan kosong”, Karate diperkenalkan sebagai beladiri tanpa senjata. Berbagai teknik Karate diperkirakan berawal dari tahun 1300-an, walaupun penulis “10 Precepts of Karate”, Anko Itosu, bapak karate modern, menuliskan buku tersebut pada 1908. “Karate adalah teknik yang mengubah tangan dan kaki menjadi tombak” demikian tulis Anko. Pada buku tulisan Anko, karate dapat dipakai sebagai,”… cara mengindari perkelahian jika dihadang penjahat.”


4. jijutsu - Jepang


Ketika samurai Jepang kehilangan semua senjata, mereka akan beralih ke penggunaan Jujutsu (seni lembut). Jujutsu berkembang dengan berfokus pada lemparan, kuncian dan menggulingkan diri. Tapi tidak seperti bela diri lain, Jujutsu lebih banyak bergerak ke “apa aja boleh”. Secara tradisional, para murid diajarkan berbagai taktik “curang” seperti mencolok mata, menggigit, yang jika digunakan dengna tepat, dapat membunuh lawan. Bela diri ini sangat efektif jika digunakan pada pertempuran jarak pendek.


5. Ninjutsu - Jepang


Beladiri misterius ini biasa digunakan oleh kaum pembunuh dan para pejuang gerilya Jepang. Ninjitsu mengajarkan berbagai cara untuk mengejutkan lawan dan mengalahkan lawan, dengan arah perkembangan untuk membunuh. Selain kaki, tangan, berbagai senjata diajarkan juga, termasuk teknik menyelinap dan melarikan diri secara efektif.


6. Krav Maga - Israel


Beladiri wajib pengawal presiden Israel, seni bela diri ini tanpa aturan, dan keras. Bela diri ini tidak pernah dilatih untuk olahraga, karena benar2 ditujukan untuk menghancurkan penyerang dengan berfokus pada area vital lawan, misalnya selangkangan dan mata, dan bahkan mengijinkan penggunaan kepala sebagai senjata dan berbagai benda yang ada sebagai senjata. Pendekatan bela diri ini dibagi tiga langkah: Hadapi ancaman, cegah lawan untuk melakukan serangan kedua, dan netralkan lawan.


7. Tae Kwon Do - Korea


Te-kwondo memiliki arti “jalan kepalan dan kaki”, beladiri ini berkembang pesat pada setelah era PD II, ketika Jepang mengakhiri pendudukan atas Korea. Bela diri ini terkenal atas tendangannya yang mencengangkan, dan menggabungkan antara kemampuan fisik dan kekuatan mental. Pemengang sabuk hitam beladiri ini mencapai 3 juta orang di seluruh dunia.


8. Kung Fu - China


Bela diri cari Cina ini berarti secara harfiah: Kesuksesan yang diraih dengan jalan yang berat dan panjang, dan merupakaan beladiri paling tua di dunia. Semenjak diperkenalkan oleh Kaisar Huangti, 2,698 sebelum Masehi, telah berkembang puluhan ribu aliran Kungfu. Secara tradisional, beladiri ini diajarkan oleh para biksu Shaolin, dengan penekanan utama pada moralitas dan filosofi, dimana nilai kerendahan hati, kepercayaan, dan kesabaran, serta penghormatan di tekankan.


9. Brazilian Jiu-Jutsu - Brazil



Walaupun didirikan di Brazil, pendiri bela diri ini adalah Mitsuyo Maeda, seorang petarung dari Jepang, yang memenangkan lebih dari 2000 pertandingan dan dianggap sebagai manusia paling tangguh. Maeda bertemu dengan keluarga Gracie di Jepang pada 1914, dan semenjak saat itu juga keluarga Gracie dianggap sebagai keluarga pertama beladiri ini. Penekanan pada lemparan dan groundwork menjadikan olahraga ini populer di kalangan pengguna olahraga campuran


10. Muay Thai - Thailand


Mirip sekali dengan kickboxing, tapi bedanya, pukulan dibawah sabuk, siku dan dan lutut semua boleh dipergunakan. Muay Thay susah sekali diperkirakan kapan tepatnya lahir kapan, tapi berbagai elemen dari beladiri ini dapat ditemui di beladiri Jepang dan India. Popularitas beladiri ini mulai muncul pada 1800an. Secara tradisi, bela diri ini sangat terstruktur, dengan berbagai ritual yang menunjukkan penghormatan kepada lawan. Sekarang beladiri ini lebih berfokus sebagai penggunaan badan sebagai senjata, kepalan, tulang kering, siku, lutut, dan berbagai hal lain untuk mengalahkan lawan. Inilah yang membuat bela diri ini berharga, karena semua bagian tubuh dapat digunakan sebagai senjata.

Rabu, 30 November 2011

RONIN


Ronin (浪人 rōnin?) atau rōshi adalah sebutan untuk samurai yang kehilangan atau terpisah dari tuannya di zaman feodal Jepang (1185-1868). Samurai menjadi kehilangan tuannya akibat hak atas wilayah kekuasaan sang tuan dicabut oleh pemerintah. Samurai yang tidak lagi memiliki tuan tidak bisa lagi disebut sebagai samurai, karena samurai adalah "pelayan" bagi sang tuan.

Dalam budaya populer, ronin didramatisasi sebagai samurai tak bertuan, hidup tak terikat pada tuan atau daimyo dan mengabdikan hidup dengan mengembara mencari jalan samurai yang sejati.

Di zaman Jepang kuno, ronin berarti orang yang terdaftar (memiliki koseki) sebagai penduduk di suatu tempat, tapi hidup mengembara di wilayah lain sehingga dikenal juga dengan sebutan furō (pengembara).



Zaman Kamakura dan zaman Muromachi

Di zaman Muromachi dan zaman Kamakura, samurai yang kehilangan pekerjaan dan tempat tinggal menjadi pengembara. Pada waktu itu, ronin sering menjadi sebab timbulnya kerusuhan skala kecil di berbagai daerah. Walaupun para daimyo banyak membutuhkan prajurit untuk berperang, ronin hampir tidak berkesempatan mendapat majikan yang baru. Situasi keamanan yang buruk menyebabkan ronin membentuk komplotan yang saling berebut wilayah dan pengaruh, beroperasi sebagai gerombolan pencoleng hingga menimbulkan huru-hara.


Zaman Sengoku

Di zaman Sengoku, sengoku daimyo yang tersebar di seluruh Jepang memerlukan prajurit dalam jumlah yang sangat besar, sehingga ronin mempunyai kesempatan besar untuk mendapat majikan baru. Tidak seperti di zaman Edo, hubungan antara samurai dan tuannya di zaman Sengoku tidaklah begitu erat. Di zaman Sengoku, samurai banyak yang memilih jadi ronin atas keputusannya sendiri cuma karena situasi kerja yang tidak memuaskan. Ada juga samurai yang memilih jadi ronin agar bisa menemukan tuan yang menjanjikan kondisi pekerjaan dan gaji yang lebih baik. Samurai yang berpindah-pindah tuan juga tidak kurang jumlahnya, bahkan ada juga ronin yang sukses menjadi daimyo. Semasa hidupnya, samurai bernama Tōdō Takatora pernah mengabdi untuk 10 orang majikan. Pada waktu itu, orang masih bisa semaunya berpindah-pindah kelas, seperti samurai berganti profesi menjadi pedagang atau petani menjadi samurai.


Zaman Toyotomi dan zaman Osaka

Setelah Toyotomi Hideyoshi berhasil mempersatukan Jepang, berakhir pula zaman perang saudara yang berkepanjangan sehingga samurai banyak yang menjadi ronin. Sebagian besar daimyo tidak lagi perlu memiliki banyak pengikut. Setelah Pertempuran Sekigahara yang dimenangkan kubu Pasukan Timur, wilayah kekuasaan daimyo Pasukan Barat banyak sekali yang dirampas sehingga para samurai yang kehilangan pekerjaan menjadi ronin. Di zaman Keshogunan Edo, pemerintah Bakufu menghancurkan daimyo yang termasuk golongan tozama daimyo (daimyo yang pernah mendukung klan Toyotomi) sehingga jumlah ronin menjadi semakin banyak.




Pertempuran Osaka

Memasuki zaman Edo, jumlah samurai yang dimiliki para daimyo begitu berlebihan sampai hampir-hampir tidak ada penerimaan samurai baru. Selain itu, hubungan antara majikan dan samurai menjadi semakin teratur karena pengaruh Konfusianisme. Samurai yang desersi meninggalkan tuannya tidak lagi akan diterima sebagai abdi daimyo di tempat lain. Dalam Pertempuran Osaka, klan Toyotomi banyak sekali dibantu para ronin untuk menghadapi pasukan Tokugawa. Jumlah ronin yang membantu klan Toyotomi dalam Pertempuran Osaka dikabarkan mencapai 100.000 orang, walaupun banyak di antaranya yang tewas terbunuh.


Zaman Edo

Di zaman Edo, penghapusan sebagian besar daimyo mengakibatkan jumlah samurai yang menjadi ronin makin bertambah banyak. Di akhir pemerintahan Tokugawa Iemitsu, jumlah ronin melonjak menjadi sekitar 500.000 orang karena peran samurai tidak lagi dibutuhkan di masa damai. Sebagian besar ronin menjadi penduduk kota atau menjadi petani, sebagian ronin bahkan pergi merantau ke luar negeri menjadi prajurit bayaran. Sebagian besar ronin justru hidup menderita dalam kemiskinan di kota-kota dan pemerintah Bakufu menganggapnya sebagai ancaman keamanan. Ronin banyak yang diusir dari kota dan hanya boleh tinggal di wilayah-wilayah yang ditentukan. Pemerintah Bakufu bahkan mengambil tindakan yang lebih kejam dengan melarang ronin mencari tuan yang baru. Kelompok ronin yang terusir ke sana ke mari akhirnya bersatu di bawah pimpinan Yui Shōsetsu dan berkomplot untuk menggulingkan pemerintah Bakufu dalam Pemberontakan Keian.

Pemerintah Bakufu melarang pengangkatan anak sebagai putra pewaris darurat (matsugoyōshi), akibatnya garis keturunan daimyo banyak yang terputus karena daimyo keburu meninggal tanpa memiliki putra pewaris. Keluarga daimyo yang tidak mempunyai putra pewaris terpaksa bubar dan samurai yang kehilangan tuannya berakhir sebagai ronin. Setelah pecahnya Pemberontakan Keian, pemerintah Bakufu berusaha memperbaiki kebijakan terhadap ronin. Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan baru, seperti melonggarkan larangan mengangkat putra pewaris darurat, mengurangi jumlah daimyo yang dirampas wilayah kekuasaannya, dan meninjau kembali pembatasan wilayah permukiman ronin. Peluang ronin mencari majikan baru juga dibuka kembali. Walaupun sudah ada kebijakan baru, jumlah samurai yang menjadi ronin tidak juga bisa berkurang. Ronin-ronin baru terus bermunculan akibat perampasan wilayah kekuasaan para daimyo yang terus berlanjut.




Situasi kehidupan ronin

Di zaman Edo, ronin yang sudah kehilangan jati diri sebagai samurai masih diakui pemerintah sebagai "samurai" dan masih diizinkan memakai nama keluarga samurai dan membawa katana di pinggang. Sehari-harinya, ronin hidup berdampingan dengan rakyat banyak di bawah pengawasan pemerintah kota (machi bugyō). Sebagian besar ronin hidup miskin di rumah-rumah sewa, tapi ada juga ronin yang berhasil menjadi sastrawan ternama seperti Chikamatsu Monzaemon. Ronin ada yang membuka dojo, menjadi instruktur bela diri atau menyumbangkan jasa sebagai guru mengajar anak-anak orang biasa di terakoya (sekolah dasar swasta yang menempel di kuil agama Buddha). Miyamoto Musashi adalah seorang ronin yang terkenal sebagai jago pedang tanpa tanding.


Akhir zaman Edo

Di akhir zaman Edo, para ronin mulai berperan aktif di bidang politik. Samurai dari kelas yang disebut gōshi (samurai distrik) banyak yang atas permintaan sendiri meninggalkan domain (han) tempat tinggalnya supaya bisa terjun di bidang politik. Sakamoto Ryōma adalah salah seorang ronin yang berhasil sebagai politikus. Pada waktu itu, ronin palsu juga banyak bermunculan. Penduduk kota dan petani yang tidak dilahirkan dari kalangan samurai banyak yang mengaku sebagai ronin, memamerkan katana di pinggang, dan memakai nama keluarga samurai dengan semaunya. Shinsengumi dianggap sebagai kelompok ronin, tapi anggotanya banyak yang terdiri dari penduduk kota dan petani.

Setelah Restorasi Meiji, identitas ronin ikut dihapus sesuai dengan prinsip shiminbyōdō (penghapusan semua golongan dan kelas dalam masyarakat).


-----------------------------------------------------------------------------------
Metafora ronin

Di zaman sekarang, istilah ronin digunakan di Jepang untuk lulusan sekolah menengah umum yang gagal lulus tes masuk perguruan tinggi atau sekolah lain yang lebih tinggi. Lulusan SMU yang tidak lagi terdaftar di sekolah manapun diumpamakan sebagai ronin yang tidak lagi memiliki majikan tempat mengabdi.

-----------------------------------------------------------------------------------
sumber : wikipedia

SAMURAI


Samurai (侍 atau 士?) adalah istilah untuk perwira militer kelas elit sebelum zaman industrialisasi di Jepang. Kata "samurai" berasal dari kata kerja "samorau" asal bahasa Jepang kuno, berubah menjadi "saburau" yang berarti "melayani", dan akhirnya menjadi "samurai" yang bekerja sebagai pelayan bagi sang majikan.

Istilah yang lebih tepat adalah bushi (武士) (harafiah: "orang bersenjata") yang digunakan semasa zaman Edo. Bagaimanapun, istilah samurai digunakan untuk prajurit elit dari kalangan bangsawan, dan bukan contohnya, ashigaru atau tentara berjalan kaki. Samurai yang tidak terikat dengan klan atau bekerja untuk majikan (daimyo) disebut ronin (harafiah: "orang ombak"). Samurai yang bertugas di wilayah han disebut hanshi.

Samurai harus sopan dan terpelajar, dan semasa Keshogunan Tokugawa berangsur-angsur kehilangan fungsi ketentaraan mereka. Pada akhir era Tokugawa, samurai secara umumnya adalah kakitangan umum bagi daimyo, dengan pedang mereka hanya untuk tujuan istiadat. Dengan reformasi Meiji pada akhir abad ke-19, samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara nasional menyerupai negara Barat. Bagaimanapun juga, sifat samurai yang ketat yang dikenal sebagai bushido masih tetap ada dalam masyarakat Jepang masa kini, sebagaimana aspek cara hidup mereka yang lain.




para samurai dengan pakaian tempur lengkap
diantaranta ada yang membawa Naginata, Yari,
wakizashi dan tanto serta nodachi



Etimologi
Perkataan samurai berasal pada sebelum zaman Heian di Jepang di mana bila seseorang disebut sebagai saburai, itu berarti dia adalah seorang suruhan atau pengikut. Hanya pada awal zaman modern, khususnya pada era Azuchi-Momoyama dan awal periode/era Edo pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 perkataan saburai bertukar diganti dengan perkataan samurai. Bagaimanapun, pada masa itu, artinya telah lama berubah.

Pada era pemerintahan samurai, istilah awal yumitori (“pemanah”) juga digunakan sebagai gelar kehormat bagi sejumlah kecil panglima perang, walaupun pemain pedang telah menjadi lebih penting. Pemanah Jepang (kyujutsu), masih berkaitan erat dengan dewa perang Hachiman.

Berikut adalah beberapa istilah lain samurai.

Buke (武家) – Ahli bela diri

Kabukimono - Perkataan dari kabuku atau condong, ia merujuk kepada gaya samurai berwarna-warni.

Mononofu (もののふ) - Istilah silam yang berarti panglima.

Musha (武者) - Bentuk ringkasan Bugeisha (武芸者), harafiah. pakar bela diri.
Si (士) - Huruf kanji pengganti samurai.

Tsuwamono (兵) - Istilah silam bagi tentara yang ditonjolkan oleh Matsuo Basho dalam haiku terkemukanya. Arti harafiahnya adalah orang kuat.


Senjata
Samurai menggunakan beberapa macam jenis senjata, tetapi katana adalah senjata yang identik dengan keberadaan mereka, Dalam Bushido diajarkan bahwa katana adalah roh dari samurai dan kadang-kadang digambarkan bahwa seorang samurai sangat tergantung pada katana dalam pertempuran. Mereka percaya bahwa katana sangat penting dalam memberi kehormatan dan bagian dalam kehidupan. Sebutan untuk katana tidak dikenal sampai massa Kamakura (1185–1333), sebelum masa itu pedang Jepang lebih dikenal sebagai tachi dan uchigatana, Dan katana sendiri bukan menjadi senjata utama sampai massa Edo.

Apabila seorang anak mancapai usia tiga belas tahun, ada upacara yang dikenali sebagai Genpuku. Anak laki-laki yang menjalani genpuku mendapat sebuah wakizashi dan nama dewasa untuk menjadi samurai secara resmi. Ini dapat diartikan dia diberi hak untuk mengenal katana walaupun biasanya diikat dengan benang untuk menghindari katana terhunus dengan tidak sengaja. Pasangan katana dan wakizashi dikenali sebagai Daisho, yang berarti besar dan kecil.

Senjata samurai yang lain adalah yumi atau busur komposit dan dipakai selama beberapa abad sampai masa masuknyah senapan pada abad ke-16. Busur komposit model Jepang adalah senjata yang bagus. Bentuknya memungkinkan untuk digunakan berbagai jenis anak panah, seperti panah berapi dan panah isyarat yang dapat menjangkau sasaran pada jarak lebih dari 100 meter, bahkan bisa lebih dari 200 meter bila ketepatan tidak lagi diperhitungkan, Senjata ini biasanya digunakan dengan cara berdiri di belakang Tedate (手盾) yaitu perisai kayu yang besar, tetapi bisa juga digunakan dengan menunggang kuda. Latihan memanah di belakang kuda menjadi adat istiadat Shinto, Yabusame (流鏑馬). Dalam pertempuran melawan penjajah Mongol, busur komposit menjadi senjata penentu kemenangan, Pasukan Mongol dan Cina pada waktu itu memakai busur komposit dengan ukuran yang lebih kecil, apalagi dengan keterbatasannya dalam pemakaian pasukan berkuda.

KATANA


Katana (刀) adalah pedang panjang Jepang (daitō, 大刀), walaupun di Jepang sendiri ini merujuk pada semua jenis pedang. Katana adalah kunyomi (sebutan Jepang) dari bentuk kanji 刀; sedangkan onyomi (sebutan Hanzi) karakter kanji tersebut adalah tō. Ia merujuk kepada pedang satu mata, melengkung yang khusus yang secara tradisi digunakan oleh samurai Jepang.

Katana biasanya dipasangkan dengan wakizashi atau shōtō, bentuknya mirip tapi dibuat lebih pendek, keduanya dipakai aleh anggota kelas ksatria. Kedua senjata dipakai bersama-sama disebut daishō, dan mewakili kekuatan sosial dan kehormatan pribadi samurai. Pedang panjang dipakai untuk pertempuran terbuka, sementara yang lebih pendek dipakai sebagai senjata sampingan (side arm), lebih cocok untuk menikam, pertempuran jarak dekat, dan seppuku (suatu bentuk ritual bunuh diri).

Katana terutama digunakan untuk memotong,dan diutamakan dipakai dengan dua pegangan tangan. Berbeda dengan kebanyakan pedang dari negara manapun, Katana memiliki cara peletakan yang berbeda pada pinggul pemakainya, tidak seperti pedang lain yang menyandang pedang dengan mata pedang mengarah ke bawah, katana justru sebaliknya, mata pedangnya mengarah ke atas, ini dimaksud untuk mempermudah seorang samurai dalam melakukan aktivitasnya, termasuk sumpah darah, cukup dengan menarik sedikit saja gagang pedang dan menggoreskan ibu jari pada mata pedang. Sementara seni praktis penggunaan pedang untuk tujuannya semula telah usang, kenjutsu dan laijutsu beralih menjadi seni beladiri modern.

Pedang Jepang yang asli sekarang ini adalah barang yang langka, walaupun yang benar-benar antik dapat diperoleh dengan harga yang sangat mahal. Katana dan wakizashi modern hanya dibuat oleh sedikit praktisi berlisensi yang masih membuat kerajinan senjata ini sekarang, meskipun katana "Type 98" juga langka.

sumber : wikipedia

Minggu, 16 Oktober 2011

NINJA


Ninja atau Shinobi (忍者 atau 忍び?) (dalam bahasa Jepang, secara harfiah berarti "Seseorang yang bergerak secara rahasia") adalah seorang mata - mata zaman feodal di Jepang yang terlatih dalam seni ninjutsu (secara kasarnya "seni pergerakan sunyi") Jepang. Ninja, seperti samurai, mematuhi peraturan khas mereka sendiri, yang disebut ninpo. Menurut sebagian pengamat ninjutsu, keahlian seorang ninja bukanlah pembunuhan tetapi penyusupan. Ninja berasal dari bahasa Jepang yang berbunyi nin yang artinya menyusup. Jadi, keahlian khusus seorang ninja adalah menyusup dengan atau tanpa suara.


DEFINISI



Ninja biasanya segera dikaitkan dengan sosok yng terampil beladiri, ahli menyusup dan serba misterius seperti yang tampak di dalam film atau manga (komik Jepang). Kata ninja terbentuk dari dua kata yaitu nin (忍?) dan sha (者?) yang masing-masing artinya adalah "tersembunyi" dan "orang". Jadi ninja adalah mata-mata profesional pada zaman feudal jepang. Sejarah ninja juga sangat sulit dilacak. Info mengenai keberadaan mereka tersimpan rapat-rapat dalam dokumen-dokumen rahasia.

Ninja juga bisa diartikan sebagai nama yang diberikan kepada seseorang yang menguasai dan mendalami seni bela diri ninjutsu. Nin artinya pertahanan dan jutsu adalah seni atau cara. Kata ninja juga diambil dari kata ninpo. Po artinya adalah falsafah hidup atau dengan kata lain ninpo adalah falsafah tertinggi dari ilmu beladiri ninjutsu yang menjadi dasar kehidupan seorang ninja. Jadi ninja akan selalu waspada dan terintregasi pada prinsip ninpo.

Ninja adalah mata-mata profesional di zaman ketika para samurai masih memegang kekuasaan tertinggi di pemerintahan Jepang pada abad ke-12. Pada abad ke-14 pertarungan memperebutkan kekuasaan semakin memanas, informasi tentang aktivitas dan kekuatan lawan menjadi penting, dan para ninja pun semakin aktif. Para ninja dipanggil oleh daimyo untuk mengumpulkan informasi, merusak dan menghancurkan gudang persenjataan ataupun gudang makanan, serta untuk memimpin pasukan penyerbuan di malam hari. Karena itu ninja memperoleh latiham khusus. Ninja tetap aktif sampai Zaman Edo (1600-1868), dimana akhirnya kekuasaan dibenahi oleh pemerintah di Zaman Edo.


ASAL USUL NINJA

Kemunculan ninja pada tahun 522 berhubungan erat dengan masuknya seni nonuse ke Jepang. Seni nonuse inilah yang membuka jalan bagi lahirnya ninja.

Seni nonuse atau yang biasa disebut seni bertindak diam-diam adalah suatu praktik keagamaan yang dilakukan oleh para pendeta yang pada saat itu bertugas memberikan info kepada orang-orang di pemerintahan. Sekitar tahun 645, pendeta-pendeta tersebut menyempurnakan kemampuan bela diri dan mulai menggunakan pengetahuan mereka tentang nonuse untuk melindungi diri dari intimidasi pemerintah pusat.

Pada tahun 794-1192, kehidupan masyarakat Jepang mulai berkembang dan melahirkan kelas-kelas baru berdasarkan kekayaan. Keluarga kelas ini saling bertarung satu sama lain dalam usahanya menggulingkan kekaisaran. Kebutuhan keluarga akan pembunuh dan mata-mata semakin meningkat untuk memperebutkan kekuasaan. Karena itu permintaan akan para praktisi nonuse semakin meningkat. Inilah awal kelahiran ninja. Pada abad ke-16 ninja sudah dikenal dan eksis sebagai suatu keluarga atau klan di kota Iga atau Koga. Ninja pada saat itu merupakan profesi yang berhubungan erat dengan intelijen tingkat tinggi dalam pemerintah feodal para raja di jepang. Berdasarkan hal itu, masing-masing klan memiliki tradisi mengajarkan ilmu beladiri secara rahasia dalam keluarganya saja. Ilmu beladiri yang kemudian dikenal dengan nama ninjutsu. Dalah ilmu yang diwariskan dari leluhur mereka dan atas hasil penyempurnaan seni berperang selama puluhan generasi. Menurut para ahli sejarah hal itu telah berlangsung selama lebih dari 4 abad. Ilmu itu meliputi filsafat FUDOSHIN, spionase, taktik perang komando, tenaga dalam, tenaga supranatural, dan berbagai jenis bela diri lain yang tumbuh dan berkembang menurut zaman.

Namun ada sebuah catatan sejarah yang mengatakan bahwa sekitar abad ke-9 terjadi eksodus dari Cina ke Jepang. Hal ini terjadi karena runtuhnya dinasti Tang dan adanya pergolakan politik. Sehingga banyak pengungsi yang mencari perlindungan ke jepang.sebagian dari mereka adalah jendral besar, prajurit dan biksu. Mereka menetap di provinsi Iga, di tengah pulau Honshu. Jendral tersebut antara lain Cho Gyokko, Ikai Cho Busho membawa pengetahuan mereka dan membaur dengan kebudayaan setempat. Strategi militer, filsafat kepercayaan, konsep kebudayaan, ilmu pengobatan tradisional, dan falsafah tradisional. Semuanya menyatu dengan kebiasaan setempat yang akhirnya membentuk ilmu yang bernama ninjutsu.


BELA DIRI NINJUTSU

Gerakan beladiri ninjutsu hanya tendangan, lemparan, patahan, dan serangan. Kemudian dilengkapi dengan teknik pertahanan diri seperti bantingan, berputar dan teknik bantu seperti meloloskan diri, mengendap, dan teknik khusus lainnya. Namun, dalam praktiknya ninja menghindari kontak langsung dengan lawannya, oleh karena itu berbagai alat lempar, lontar, tembak, dan penyamaran lebih sering digunakan. Berbeda dengan seni beladiri lain, ninjutsu mengajarkan teknik spionase, sabotase, melumpuhkan lawan, dan menjatuhkan mental lawan. Ilmu tersebut digunakan untuk melindungi keluarga ninja mereka. Apa yang dilakukan ninja memang sulit dimengerti. Pada satu sisi harus bertempur untuk melindungi, di sisi lain ninja harus mengutamakan kecerdikan saat menggunakan jurus untuk menghadapi lawan. Di sisi lain ajaran ninpo memberi petunjuk bahwa salah satu tujuan ninjutsu adalah mengaktifkan indra keenam mereka. paduan intuisi dan kekuatan fisik pada jangka waktu yang lama memungkinkan para ninja untuk mengaktifkan indra keenamnya. Sehingga dapat mengenal orang lain dengan baik dan mengerti berbagai persoalan dalam berbagai disiplin ilmu.

Di dalam ninpo terdapat teknik beladiri tangan kosong (taijutsu), teknik pedang (kenjutsu), teknik bahan peledak dan senjata api (kajutsu), teknik hipnotis (saimonjutsu), dan teknik ilusi(genjutsu). Pada aliran Togakure Ryu dikenal adanya latihan olah energi yang disebut Kuji Kiri. Prinsipnya adalah penggabungan antara kekuatan fisik dan mental. Penyaluran energi yang tepat dari tenaga kuji kiri dapat bersifat menghancurkan, namun di sisi lain jika digunakan untuk olah pikir dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang pelik.

Ninjutsu akan sia-sia jika ninja tidak memiliki mental dan spiritual yang kuat. Untuk itu ninja harus menguasai Kuji-in, yaitu kekuatan spiritual dan mental berdasarkan simbol yang terdapat di telapak tangan yang dipercaya menjadi saluran energi. Simbol di tangan di ambil dari praktik pada massa awal penyebaran agama Buddha. Kuji-in digunakan untuk membangun kepercayaan diri dan kekuatan seorang ninja. Kuji-in mampu meningkatkan kepekaan terhadap keadaan bahaya dan mendeteksi adanya kematian.

Dari 81 simbol yang ada, hanya 9 yang utama, yaitu rin(memberi kekuatan tubuh), hei (memberi kekuatan menyamarkan kehadiran seseorang), Toh (menyeimbangkan bagian padat dan cair pada tubuh), sha (kemampuan menyembuhkan), kai(memberi kontrol menyeluruh terhadap fungsi tubuh), jin(meningkatkan kekuatan telepati), retsu (memberi kekuatan telekinetik), zai (meningkatkan keselarasan terhadap alam), dan zen (memberi pencerahan pikiran dan pemahaman). Seorang ninja akan menjadi master sejati dengan menguasai simbol-simbol ini.

Walaupun terdapat banyak keluarga ninja di Jepang, baru sekitar tahun enam puluhan keluarga ninja baru dapat di dekati oleh orang luar. Pada tahun 1960 televisi jepang menayangkan laporan dokumentasi dan sejarah ninja. Setelah itu salah satu aliran yang dapat membuka diri dan memperkenalkan ninja ke dunia luar adalah aliran togakure-ryu dengan pewaris dari generasi ke 34, masaaki hatsumi,.yang profesi sehari-harinya adalah seorang tabib ahli penyembuhan dan pengobatan tulang. Pada tahun 1978 ninjutsu berhasil di publikasikan dan diajarkan ke amerika oleh stephen k. hayes. Sejak saat itu ninjutsu menjadi cabang beladiri yang paling banyak diminati.


PERALATAN NINJA

Ninja diharuskan untuk bisa bertahan hidup di tengah alam, karena itu mereka menjadi terlatih secara alamiah untuk mampu membedakan tumbuhan yang bisa dimakan, tumbuhan racun, dan tumbuhan obat. Mereka memiliki metode cerdik untuk mengetahui waktu dan mata angin. Ninja menggunakan bintang sebagai alat navigasi mereka ketika menjalankan misi di malam hari.mereka juga mahir memasang perangkap, memasak hewan, membangun tempat berlindung, menemukan air dan membuat api.

Ninja memakai baju yang menutup tubuh mereka kecuali telapak tangan dan seputar mata. Baju ninja ini disebut shinobi shozoko. shinobi shozoko memiliki 3 warna. Baju warna hitam biasanya dipakai ketika melakukan misi di malam hari dan bisa juga sebagai tanda kematian yang nyata bagi sang target. Warna putih digunakan untuk misi di hari bersalju. Warna hijau sebagai kamuflase agar mereka tidak terlihat dalam lingkungan hutan.

Shinobi shozoko memiliki banyak kantong di dalam dan luarnya. Kantong ini digunakan untuk menyimpan peralatan kecil dan senjata yang mereka butuhkan, seperti racun, shuriken, pisau, bom asap dan lain-lain. Ninja juga membawa kotak P3K kecil tradisional, yang diisi dengan cairan dan minuman. Ninja juga memakai tabi yang mirip sepatu boot. Celah yang memisahkan jempol kaki dengan jari lainnya memudahkan ninja saat memanjat tali atau dinding.

Ninja wanita atau kunoichi yang biasanya bekerja dengan menggunakan kefemininan mereka ketika melakukan pendekatan pada sang target menggunakan manipulasi kejiwaan dan perang batin sebagai senjata mereka. mereka bisa mendekati target dan membunuhnya tanpa jejak. Kunoichi memiliki misi yang berbeda dengan ninja laki-laki. Mereka lebih sering dekat dengan target, sehingga mereka juga lebih sering menggunakan senjata jarak dekat seperti metsubishi, racun, golok, tali, dan tessen. Selain itu senjata-senjata tersebut juga praktis dibawa tanpa kelihatan.

Ninja memiliki senjata dalam berbagai jenis, bentuk, dan ukuran. Senjata yang biasanya dipakai adalah katana (pedang) dan sering diletakkan di punggung.[1] Senjata lempar seperti pisau kecil, atau cakram berbentuk bintang, dikenal sebagai shuriken. Peralatan canggih ninja lainnya adalah sabit berantai yang disebut kusarigama,[2] kaginawa (jangkar bertali) untuk memanjat dinding, ashiaro untuk membuat jejak kaki palsu agar tidak terlacak saat menjalankan misi, metsubushi (cangkang telur yang diisi dengan pasir dan serbuk logam, biasanya juga kotoran tikus) yang berfungsi untuk membutakan lawan.

JENIS-JENIS PERALATAN NINJA

-NINJATO-

-SHURIKEN-

-KUNAI-

-KAGINAWA-

-KUSARIGAMA-


PELATIHAN

Pada saat anak-anak ninja telah dilatih untuk waspada dan dididik dalam kerahasiaan dan tradisi ilmu mereka. Pada umur 5-6 tahun mereka diperkenalkan dengan permainan ketangkasan dan keseimbangan tubuh. Anak-anak disuruh berjalan di atas papan titian yang sangat kecil, mendaki papan yang terjal, dan melompati semak-semak yang berduri. Pada umur 9 tahun mereka dilatih untuk kelenturan otot. Anak-anak berlatih berguling dan meloncat. Setelah itu anak-anak diajarkan teknik memukul dan menendang pada target jerami yang di ikat. Setelah itu pelatihan meningkat ke seni bela diri tanpa senjata dan setelahnya dasar-dasar menggunakan pedang dan tongkat.

Pada masa remaja mereka diajari cara menggunakan senjata khusus. Melempar pisau, penyembunyian senjata, teknik tali, berenang, taktik bawah air, dan teknik menggunakan alam untuk mendapat informasai atau untuk menyembunyikan diri. Waktu mereka dihabiskan dalam ruang tertutup atau bergelantungan di pohon untuk membangun kesabaran, daya tahan, dan stamina. Terdapat pula latihan gerak tanpa suara dan lari jarak jauh. Mereka juga diajarkan teknik melompat dari pohon ke pohon atau atap ke atap.

Pada masa akhir remaja ninja belajar menjadi aktor dan psikologi melalui tingkah laku mereka sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Mereka mulai mengerti cara bekerja jiwa manusia, menggunakan kelemahan orang lain untuk keuntungan mereka. Mereka juga belajar membuat obat-obatan, mendapatkan jalan masuk rahasia ke dalam sebuah bangunan, cara memanjat dinding, melewati atap, mencuri di bawah rantai, mengikat musuh, cara kabur, dan menggambar peta, rute, petunjuk jalan, serta wajah.


FILOSOFI NINJA

Filosofi ninja adalah meraih hasil maksimal dengan tenaga minimum. Muslihat dan taktik lebih sering dilakukan daripada konfrontasi langsung.

Ninja tidak memiliki status mulia seperti samurai, sehingga ninja bebas melakukan apapun untuk mengatasi masalah tanpa terikat oleh nama baik keluarga dan kehormatan.

Kamis, 13 Oktober 2011

Steven Seagal in AIKIDO

Steven Seagel AIKIDO Exercise












Sign of AIKIDO





















kalau ini teman2 semua sudah tau siapa...
beliau juga Aikidoka juga gan...

"i wanna be Steven Seagal... yee yee yeaahhhhhh"